Selasa, 27 Desember 2011

PlanetBaru


Tata Surya Miliki Dua Anggota Lagi Seukuran Bumi, Planet Baru Ditemukan
Republika – Kam, 22 Des 2011

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Misi Kepler dari badan antariksa Amerika Serikat (NASA) memastikan telah menemukan dua planet seukuran Bumi yang mengorbiti sebuah bintang seperti Matahari dalam sistem tata surya kita, demikian NASA seperti dikutip Reuters, Kamis (22/12).
NASA menyebut penemuan ini adalah tonggak bersejarah dalam misi pencarian planet-planet serupa Bumi.
Kedua planet yang dinamai Kepler-20e dan Kepler-20f ini adalah planet-planet terkecil di luar sistem tata surya yang dikonfirmasi mengelilingi sebuah bintang seperti Matahari, demikian NASA.
Kedua planet baru  ini terlalu dekat ke bintang mereka untuk bisa disebut berada di zona layak ditempati kehidupan (habitable zone) di mana ada air likuid pada permukaan planet.
"Penemuan ini menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa planet-planet seukuran Bumi ada di sekitar bintang-bintang lain (di luar Matahari) dan bahwa kita mampu mendeteksinya," kata Francois Fressin dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics di Cambridge, Massachusetts.
Kedua planet baru ini diyakini sebagai planet berbatu.  Kepler-20e agak lebih kecil dibandingkan Venus, dengan radius 0,87 kali dari jari-jari Bumi.
Kepler-20f sedikit lebih besar dibandingkan Bumi dengan jari-jari 1,03 kali jari-jari Bumi. Kedua planet ini berada di sistem beranggotakan lima planet yang dinamai dengan Kepler-20, sedangkan jaraknya adalah 1.000 tahun cahaya dalam konstelasi Lyra.

Kepler-20e mengorbiti bintangnya setiap 6,1 hari, sementara Kepler-20f mengorbit setiap 19,6 hari.Kepler-20f, yang bersuhu 800 derajat Fahrenheit, mirip dengan rata-rata hari planet Merkurius.
Suhu di permukaan Kepler-20e yang mencapai lebih dari 1.400 derajat Fahrenheit, bisa melelehkan kaca.
Teleskop ruang angkasa Kepler mendeteksi planet-planet dan calon planet dengan mengukur kekuatan cahaya lebih dari 150.000 bintang ketika planet-planet melintas di depan bintang-bintangnya. (*)
______________________
(sumber)

Senin, 26 Desember 2011

BolaMisterius


Bola Misterius Ditemukan di Namibia
Republika – Jum, 23 Des 2011
REPUBLIKA.CO.ID, WINDHOEK - Polisi Namibia dibuat kalang kabut. Di padang rumput terpencil di bagian utara negaranya, ditemukan bola misterius yang diduga jatuh dari langit. Bola misterius  dengan diameter 35 cm dan berat 6 kilogram itu ditemukan sekitar 750 kilometer (480 mil) dari ibukota Windhoek. Pemerintah setempat segera mengadu ke NASA dan Badan Antariksa Eropa untuk menyelidiki temuan itu.

Sekitar 18 meter dari tempat ditemukannya bola ini, terdapat sebuah lubang sedalam 33 sentimeter dan lebar 3,8 meter. Sebelum bola ini ditemukan oleh petani di tanahnya, sejumlah warga mengaku mendengar ledakan kecil beberapa hari sebelumnya.

Menurut ahli forensik, Paul Ludik, bola itu terbuat dari paduan logam yang dikenali oleh manusia. "Bola memiliki permukaan kasar dan tampaknya terdiri dari dua bagian dilas bersama-sama," kata Ludik seperti dikutip kantor berita AFP. Dia menjelaskan bahwa ledakan yang didengar oleh penduduk setempat merupakan 'sonic boom' ketika benda itu turun ke bumi, atau suara akibat benturan dengan tanah.

Deputi Inspektur Polisi Jendral Vilho Hifindaka menyimpulkan bola tidak menimbulkan bahaya apa pun. "Ini bukan bahan peledak, melainkan bola berongga, tetapi kami harus menyelidiki semua ini dulu," katanya.
___________________________________
(sumber)

Minggu, 24 Juli 2011

Awan-Air Terbesar di Jagad-Raya

Ditemukan,  
Awan-Air Terbesar di Jagad-Raya


Massa-Air itu sudah berusia 12 miliar tahun dan 140 triliun kali dari SEMUA Massa-Air-Bumi
(Sabtu, 23 Juli 2011, 11:37 WIB -- Indra Darmawan -- VIVAnews)
Uap Air Terbesar di Jagad-Raya (MSNBC)


VIVAnews - Para ilmuwan baru-baru ini berhasil menemukan massa air raksasa terbesar dan tertua di jagad raya.

Massa air berbentuk awan itu, berusia 12 miliar tahun dan diperkirakan mengandung massa air yang besarnya 140 triliun kali lipat dari seluruh massa air yang ada di bumi.

Awan uap air itu dikelilingi oleh sebuah lubang-hitam supermasif yang dikenal dengan quasar, berada di lokasi yang berjarak sekitar 12 miliar tahun cahaya dari Bumi.

Seperti dikutip stasiun berita MSNBC, para ilmuwan mengatakan bahwa temuan ini membuktikan bahwa air telah ada sejak awal keberadaan jagad raya.

"Karena cahaya yang kita lihat meninggalkan kuasar itu lebih dari 12 tahun cahaya, kita melihat kehadiran air hanya sekitar 1,6 miliar setelah awal dari jagad raya", ujar Alberto-Bolatto, salah seorang peneliti dari University of Maryland lewat sebuah pernyataan.

"Penemuan ini menandai keberadaan air semiliar tahun lebih dekat dengan peristiwa dentuman besar", kata Bolatto.

Quasar adalah obyek bercahaya dan paling energetik di alam raya. Kuasar ditenagai oleh lubang-hitam besar yang menghisap gas-gas dan debu di sekitarnya lalu memuntahkan energi dalam jumlah besar.

Para tim astronom berhasil mendeteksi dan mengkonfirmasi keberadaan awan air itu di sekeliling quasar, melalui dua teleskop berbeda, satu di Hawaii dan satu lagi di California.

Peneliti memperkirakan, bahwa uap air itu terbentuk di awal kemunculan alam raya. Jadi, penemuan awan tua ini tidak terlalu mengagetkan mereka. "Ini adalah bukti selanjutnya di mana air meresap ke seluruh alam semesta, bahkan di saat-saat yang sangat awal", ujar pemimpin penulis riset -- Matt Bradford dari Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California.


Berwujud Es

Quasar APM 08279+5255 mengandung uap-air yang besarnya 4.000 kali lebih besar daripada galaksi Bima Sakti, kata para peneliti. Hal ini mungkin dikarenakan banyak air di galaksi Bima Sakti yang berwujud es, bukan uap.

Uap air di quasar didistribusikan ke sekitar lubang hitam masif di wilayah yang panjangnya mencakup ratusan tahun cahaya. Awan tersebut memiliki suhu minus 63 derajat Fahrenheit (-17,2 derajat celsius), namun, atmosfer-bumi memiliki kepadatan yang 300 triliun kali lebih padat daripada awan tersebut.

Setidaknya, awan itu lima kali lebih panas, dan 10 sampai 100 kali lebih padat daripada apa yang biasa dijumpai di galaksi-galaksi, termasuk Bima Sakti, kata para peneliti. Awan air itu juga mengungkap info penting lain tentang quasar.

Pengukuran uap air dan molekul-molekul lain seperti karbon monoksida, mengungkap kemungkinan bahwa terdapat jumlah gas yang cukup bagi lubang hitam untuk berkembang hingga sekitar enam kali dari ukuran sebelumnya. Temuan ini akan segera dipublikasikan pada Astrophysical Journal Letters. (ren)

________________________________
 (sumber; VIVAnews)

Minggu, 03 April 2011

Kebakaran--Kilang-Minyak--Cilacap

Kebakaran Kilang, Tiga Menteri Turun Tangan


"Banyak pihak, khususnya Pak Menko Perekonomian yang aktif mengambil peran".
(Minggu, 3 April 2011, 16:30 WIB)

Syahid Latif, Iwan Kurniawan
Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh (ANTARA/Yudhi Mahatma)

BERITA TERKAIT
* 9 Saksi Kebakaran Pertamina Cilacap Diperiksa
* Cegah Menjalar, Pertamina Amankan Satu Tangki
* Ini Dugaan Awal Kebakaran Pertamina Cilacap
* Hatta Rajasa Tiba di Pertamina Cilacap
* Kilang Pertamina Terbakar, Kapal BBM Bersiaga

VIVAnews - Tiga menteri langsung turun tangan menangani kebakaran yang terjadi di tiga tangki kilang minyak Pertamina Unit Pengolahan (UP) IV Cilacap, Jawa Tengah. Ketiga kementerian tersebut adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

"Banyak pihak, khususnya Pak Menteri Koordinator Perekonomian (Hatta Rajasa) aktif mengambil peran, sudah langsung ke lokasi karena memang Menteri BUMN dan Menteri ESDM adalah jajaran dalam koordinasi beliau," kata Menteri ESDM Darwin Z Saleh dalam pesan singkat yang diterima VIVAnews.com di Jakarta, Minggu, 3 April 2011.

Menurut Darwin, dirinya sejak Sabtu, 2 April 2011 pagi sudah mendapat laporan dari Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan. Selanjutnya, Kementerian ESDM berkomunikasi dengan Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengenai langkah-langkah pengamanan yang akan dilakukan.

"Dalam banyak hal, Menteri ESDM senantiasa berkordinasi dengan Menteri BUMN yang juga membawahi aktivitas Pertamina", katanya.

Untuk kegiatan supervisi kegiatan harian dan aksi korporasi termasuk keamanan dan kebakaran, ujar Darwin, selama ini merupakan domain pengawasan dari Kementerian BUMN. Namun, kementerian ESDM mengaku menaruh perhatian besar mengingat kebakaran kilang dikhawatirkan berdampak pada gangguan kelancaran pasokan bahan bakar minyak (BBM).

Kementerian ESDM juga telah meminta Dirjen Minyak Bumi dan Gas Evita Legowo untuk mengirimkan direktur teknis ke lokasi bersama dirut Pertamina. Selain itu, dirinya telah menggelar rapat dengan Dirjen Migas dan Pertamina serta BPH Migas tentang penanganan kilang Cilacap dan pengendalian BBM bersubsidi.

Menurut laporan perkembangan penanganan kebakaran kilang Cilacap yang disampaikan Pertamina pada pukul 09.55 WIB, api di tangki 31-T2 sudah mengecil, sedangkan api di tangki 31-T3 sudah mulai berkurang. Namun, diakui, pada tangki 31-T7, api masih fluktuatif, artinya kadang membesar atau mengecil.

Upaya pemadaman dilakukan dengan menggunakan busa khusus yang terus disemprotkan kepada tangki 31-T2, 31-T3, dan 31-T7 dengan memakai nozzle water cannon foam yang berjarak tembak 20 meter, telescopic foam dengan jarak tembak 30 meter, terminator gun foam yang menembakkan busa khusus dengan volume 3.000 galon per menit serta injeksi selang khusus kepada foam chamber.

Manajemen Pertamina juga melaporkan mereka telah melokalisasi satu unit tangki 32T-104 dari kemungkinan menjalarnya ledakan dari tiga tangki yang sudah terbakar sebelumnya. (art)















______________________________
(sumber; • VIVAnews)